Sesampainya di rumah sakit Fifi langsung ditangani oleh dokter. Dan
mama Fina dan Fifi telah datang setelah beberapa menit yang lalu dihubungi.
Beliau sama terkejut dan khawatir akan keadaan Fifi.
Akhirnya dokter yang memeriksa Fifi keluar dari ruangan. “Gimana
keadaan kak Fifi dok?” “gimana keadaan anak saya dok?” Mama dan Fifi bertanya
serempak.
“Anda ibunya?bisa saya bicara sebentar bu?mari ke ruangan saya”,kata
dokter seraya mempersilahkan Mama Fina.
Dokter : “Bu, maaf saya harus
mengatakan hal ini, sebenarnya anak ibu…”,
Mama : “Anak saya sakit apa
dok?”
Dokter : “Anak ibu menderita
Leukimia”.
Mama : “apa dok?leukimia?tapi
dia nggak pernah punya keluhan penyakit apapun dok”.
Dokter : “sebaiknya ibu tenang dulu,dan
jangan beritahukan ini pada anak ibu,takutnya dia stress dan melakukan hal yang
tidak diinginkan,saya akan memberikan resep untuk putri ibu sebagai penanganan
awal”.
Mama : “baik dok saya akan ikuti
apa yang dokter sarankan”.
Dokter : “ini bu resepnya”.
*sambil menyodorkan resep
Mama : *menerimanya “terima
kasih dokter,saya permisi”. *bersalaman dan meninggalka ruangan.
Fina : “apa kata dokter
ma?kakak sakit apa ma?”.
Mama : “kakakmu menderita
leukemia Fin, tolong jangan kasih tau dia ya?supaya dia nggak syok mendengarnya
dan putus asa.”
Fina : “apa ma? *menahan
isak tangis iya ma aku nggak aka bilang sama kak Fifi”. *memeluk mamanya.
“kak Rio juga jangan kasih tau kak Fifi ya?”,pinta Fina pada Rio yang
hanya dijawab dengan anggukan kecil.
Rio juga terlihat syok mendengar kabar bahwa Fifi menderita Leukimia.
Matanya pun ikut berkaca – kaca.
*Diruangan Fifi dirawat
Disana Fifi masih terbaring tak berdaya, mukanya pucat pasi. Fina tak
kuasa melihat tubuh kakaknya yang setiap hari memeluknya itu kini terbaring
lemah tak berdaya.
Fifi memeluk kakaknya erat seolah tak mau kehilangan kakak yang sangat
dia cintai. Dia juga berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan kak Fifi
apapun caranya termasuk merelakan Kak Rio untuk mendampingi kak Fifi.
*sambil memeluk tubuh kakaknya “Aku rela kakak sama kak Rio asalkan kak
Fifi bisa bahagia”,ucap Fina dalam hati.
Fifi mulai tersadar dari pingsannya “Fina”. Dia berkata lirih memanggil
adiknya yang masih terus memeluknya. “kenapa kamu menangis?kakak nggak papa kok”
katanya lirih. Fina cepat – cepat mengusap air matanya yang ternyata sudah
membanjiri pipinya.
“kak maafin Fina ya gara – gara kakak cari Fina kakak jadi
pingsan”,Fifi masih dalam tangisannya.
“sayang kamu nggak apa – apa?udah baikan?”,kata – kata mama mengehentikan
pembicaraan mereka berdua.
“nggak apa kok ma tapi masih lemas,sebentar lagi juga udah sembuh dan
bisa pulang kok ma”,Fifi memaksakan senyumnya.
Dia masih lemas tak berdaya,sambil melihat ada sosok Rio di ruangan
itu.
“Rio,tadi kamu yang menggendongku ya?makasih banyak ya”,ucap Fifi pada
Rio yang sedari tadi masih dia membisu bagai patung.
“iya tak apa kok Fi”,jawab Rio singkat.
Fifi : “gimana tadi
ulangan kamu Fi?sukses dong?”
Fina : “*dalam hati(disaat
sakit begini kakak masih sempat menanyakan ulanganku tadi?aku harus jawab apa
ya?kalo aku jujur pasti kak Fifi kecewa,ah lebih baik bohong aja deh daripada
buat kak Fifi kecewa)mmmm jelas dong kak sukses,Fina gitu loh” *sambil
tersenyum
Fifi : “syuklurlah kalo
gitu,padahal kamu nggak belajar ya semalam tapi bisa ngerjain,baguslah”.
Fina : “jadi kak Fifi udah
tau dari semalam aku ada ulangan?kok malah nggak ingetin aku belajar sih?jahat
!” *Fina malah manyun
Fifi hanya tertawa geli melihat tingkah adiknya.
“eh kalian ini malah bercanda,kamu juga Fin,kakaknya lagi sakit malah
dimarahin,kamu tuh yang harus lebih rajin lagi”,mama menyudahi pembicaraan
mereka.
Fina : “iya iya ma maaf deh
lain kali harus rajin belajarnya,yaudah kak Fifi istirahat ya biar cepet
sembuh,Fina bakal temenin kaka disini” *sambil merapikan selimut kakaknya
Fifi : “iya iya adikku
yang bawel”. *sambil mencubit pipi Fina
Rio yang menyaksikan keakraban keluarga itu merasa iri aka kehangatan
diantara mereka. Berbeda jauh dengan kehidupan Rio dirumah. Papa mamanya sangat
sibuk dengan urusan masing – masing, tak pernah ada waktu untuk berkumpul
bersama sekadar ngobrol hal – hal ringan.
Karena merasa tak enak hati akhirnya Rio memutuskan untuk berpamitan.
“Tante,Fina,Fifi aku pamit dulu ya,Fi semoga cepat sembuh,permisi tante”. *
sambil berjalan menuju pintu
Mama : “iya hati – hati ya nak”.
Fina : “hati – hati kak
Rio”.
Fifi : “hati – hati ya
Rio”.
Rio :
“iya,assalamualaikum”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar