Senin, 22 Oktober 2012

2 Hati 1 Cinta Part 2



Sesampainya di rumah sakit Fifi langsung ditangani oleh dokter. Dan mama Fina dan Fifi telah datang setelah beberapa menit yang lalu dihubungi. Beliau sama terkejut dan khawatir akan keadaan Fifi.
Akhirnya dokter yang memeriksa Fifi keluar dari ruangan. “Gimana keadaan kak Fifi dok?” “gimana keadaan anak saya dok?” Mama dan Fifi bertanya serempak.
“Anda ibunya?bisa saya bicara sebentar bu?mari ke ruangan saya”,kata dokter seraya mempersilahkan Mama Fina.
Dokter  : “Bu, maaf saya harus mengatakan hal ini, sebenarnya anak ibu…”,
Mama   : “Anak saya sakit apa dok?”
Dokter  : “Anak ibu menderita Leukimia”.
Mama   : “apa dok?leukimia?tapi dia nggak pernah punya keluhan penyakit apapun dok”.
Dokter  : “sebaiknya ibu tenang dulu,dan jangan beritahukan ini pada anak ibu,takutnya dia stress dan melakukan hal yang tidak diinginkan,saya akan memberikan resep untuk putri ibu sebagai penanganan awal”.
Mama   : “baik dok saya akan ikuti apa yang dokter sarankan”.
Dokter  : “ini bu resepnya”. *sambil menyodorkan resep
Mama   : *menerimanya “terima kasih dokter,saya permisi”. *bersalaman dan meninggalka ruangan.

Fina        : “apa kata dokter ma?kakak sakit apa ma?”.
Mama   : “kakakmu menderita leukemia Fin, tolong jangan kasih tau dia ya?supaya dia nggak syok mendengarnya dan putus asa.”
Fina        : “apa ma? *menahan isak tangis iya ma aku nggak aka bilang sama kak Fifi”. *memeluk mamanya.
“kak Rio juga jangan kasih tau kak Fifi ya?”,pinta Fina pada Rio yang hanya dijawab dengan anggukan kecil.
Rio juga terlihat syok mendengar kabar bahwa Fifi menderita Leukimia. Matanya pun ikut berkaca – kaca.

*Diruangan Fifi dirawat
Disana Fifi masih terbaring tak berdaya, mukanya pucat pasi. Fina tak kuasa melihat tubuh kakaknya yang setiap hari memeluknya itu kini terbaring lemah tak berdaya.
Fifi memeluk kakaknya erat seolah tak mau kehilangan kakak yang sangat dia cintai. Dia juga berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan kak Fifi apapun caranya termasuk merelakan Kak Rio untuk mendampingi kak Fifi.
*sambil memeluk tubuh kakaknya “Aku rela kakak sama kak Rio asalkan kak Fifi bisa bahagia”,ucap Fina dalam hati.
Fifi mulai tersadar dari pingsannya “Fina”. Dia berkata lirih memanggil adiknya yang masih terus memeluknya. “kenapa kamu menangis?kakak nggak papa kok” katanya lirih. Fina cepat – cepat mengusap air matanya yang ternyata sudah membanjiri pipinya.
“kak maafin Fina ya gara – gara kakak cari Fina kakak jadi pingsan”,Fifi masih dalam tangisannya.
“sayang kamu nggak apa – apa?udah baikan?”,kata – kata mama mengehentikan pembicaraan mereka berdua.
“nggak apa kok ma tapi masih lemas,sebentar lagi juga udah sembuh dan bisa pulang kok ma”,Fifi memaksakan senyumnya.
Dia masih lemas tak berdaya,sambil melihat ada sosok Rio di ruangan itu.
“Rio,tadi kamu yang menggendongku ya?makasih banyak ya”,ucap Fifi pada Rio yang sedari tadi masih dia membisu bagai patung.
“iya tak apa kok Fi”,jawab Rio singkat.
Fifi          : “gimana tadi ulangan kamu Fi?sukses dong?”
Fina        : “*dalam hati(disaat sakit begini kakak masih sempat menanyakan ulanganku tadi?aku harus jawab apa ya?kalo aku jujur pasti kak Fifi kecewa,ah lebih baik bohong aja deh daripada buat kak Fifi kecewa)mmmm jelas dong kak sukses,Fina gitu loh” *sambil tersenyum
Fifi          : “syuklurlah kalo gitu,padahal kamu nggak belajar ya semalam tapi bisa ngerjain,baguslah”.
Fina        : “jadi kak Fifi udah tau dari semalam aku ada ulangan?kok malah nggak ingetin aku belajar sih?jahat !” *Fina malah manyun
Fifi hanya tertawa geli melihat tingkah adiknya.
“eh kalian ini malah bercanda,kamu juga Fin,kakaknya lagi sakit malah dimarahin,kamu tuh yang harus lebih rajin lagi”,mama menyudahi pembicaraan mereka.
Fina        : “iya iya ma maaf deh lain kali harus rajin belajarnya,yaudah kak Fifi istirahat ya biar cepet sembuh,Fina bakal temenin kaka disini” *sambil merapikan selimut kakaknya
Fifi          : “iya iya adikku yang  bawel”. *sambil mencubit pipi Fina
Rio yang menyaksikan keakraban keluarga itu merasa iri aka kehangatan diantara mereka. Berbeda jauh dengan kehidupan Rio dirumah. Papa mamanya sangat sibuk dengan urusan masing – masing, tak pernah ada waktu untuk berkumpul bersama sekadar ngobrol hal – hal ringan.
Karena merasa tak enak hati akhirnya Rio memutuskan untuk berpamitan. “Tante,Fina,Fifi aku pamit dulu ya,Fi semoga cepat sembuh,permisi tante”. * sambil berjalan menuju pintu
Mama   : “iya hati – hati ya nak”.
Fina        : “hati – hati kak Rio”.
Fifi          : “hati – hati ya Rio”.
Rio          : “iya,assalamualaikum”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar