Minggu, 21 Oktober 2012

Pacar Sehari

“hey, pagi - pagi udah ngelamun neng,ngelamunin apaan sih?”,suara Rita mengagetkan Nilam yang lg duduk sendirian di depan kelas.
Suasana pagi itu memang sedang mendung dan sepertinya sejalan dengan hati Nilam yang juga mendung, wajahnya tak seceria biasanya.
Rita mengamati Nilam dengan sagat teliti berharap menemukan jawaban dari kebisuan sahabatnya itu,namun tak kunjung dia temukan.
“eh, ngapain sih kamu Rit ngeliatin aku sampe segitunya?kenapa?aku cantik ya?udah lama kali jadi nggak usah heran gitu deh,hahahaha”,Nilam menanggapi keseriusan Rita dengan bercanda.
“ah kamu Lam,kamu pikir aku nggak tahu kalo kamu becanda gitu Cuma buat nutupin kesedihan kamu, kamu pikir aku nggak tau apa Lam?dari dulu kamu memang nggak pernah berubah ya?”,gerutu Rita dalam hati.
“yeee.. PD banget sih kamu Lam,siapa yang lg ngagumin kamu sih?tuh tadi aku ngeliatin ada ulet di rambut kamu.hihihihi”,sahut Rita dengan gelak tawa.
“hah emang iya?ihhhhhh mana mana uletnya”,Nilam berantakin rambutnya sendiri gara gara ketakutan sama ulet.
“hahahahahahaha Nilam kena tipu lagiiii, weeeee” Rita berlalu meninggalka Nilam yang cemberut sambil njulurin lidahnya.

-          Di dalam Kelas 3 IPA1. -
Nilam masih diam beribu bahasa pada Rita. Mereka duduk sebangku namun tak seperti biasanya, mereka berdua saling diam tak berbicara sepatah katapun 1 sama lain.
Karena Nilam memang tak pernah bisa memendam apapun dari Rita sahabatnya akhirnya dia mulai berbicara bisik – bisik karena takut guru yang mengajar mendengar obrolan mereka.
“Rit..maafin aku ya?”Nilam memulai pembicaraan setelah berjam – jam bungkam.
“kamu nggak salah kok Lam,aku sengaja nggak ngajak kamu ngomong sejak tadi karena aku pengen kamu jujur sama aku,kita udah sahabatan lama Lam dan kamu nggak bisa sembunyiin apapun dariku, aku mohon kamu jujur sama aku, kamu ada masalah apa?”,Rita menjelaskan pada Nilam.
Nilam hanya diam karena merasa bersalah telah menutupi sesuatu dari sahabat baiknya ini.
“Aku bakal jujur tapi jangan kamu ketawain ya?janji?”Jawab Nilam sambil menundukkan kepala.
“iya Lam aku nggak akan ketawain apapun yag bakal kamu certain sama aku”,jawaban Rita menenangkan Nilam.
“Sebenernya aku pengen banget punya pacar Rit kaya kamu”,Ungkap Nilam malu – malu.
“ya ampun Nilam kenapa kamu nggak bilang dari tadi sih?trus kamu maunya pacaran sama siapa? Ray?”, Tanya Rita langsung tanpa basa basi.
“Ya dugaanmu nggak pernah salah Rit, tapi apa mungkin itu semua terjadi sih?aku tau diri kok Rit, Ray nggak mungkin suka juga sama aku,”Ada raut kesedihan dimata Nilam.

Teeetttttt !!!
jam pelajarn pun berakhir, para murid lain berhamburan keluar untuk segera pulang,namun mereka berdua memilih untuk tetap tinggal di kelas dan melanjutkan permbicaraan yang tadi terputus karena bunyi bel.
“Lam, Ray pasti udah tau kok kalo kamu itu dari dulu naksir sama dia, aku sering liat dia lagi perhatiin kamu,nggak ada salahnya kamu ungkapin perasaan kamu Lam,kalo kamu pendam pasti bakal buat hati kamu tersiksa Lam, setidaknya kamu ungkapin ke Ray apa isi hati kamu sesungguhnya, untuk diterima atau tidaknya urusan belakangan Lam, yang penting hati kamu bisa lega”,Rita menjelaskan dengan sabar ke sahabatnya yang memang jatuh cinta berat dengan Ray kapten basket di sekolahan mereka.
“tapi kamu bantuin aku ya Rit, aku takut”,Jujur Nilam.
“iya iya sahabatku, aku pasti bantuin kamu kok tenang aja yah? Udah dong jangan sedih melulu, bukan Nilam kalo cemberut gini”,goda Rita untuk menghibur sahabat terbaiknya ini.
“ihh kamu bisa aja ya Rit,iya iya nggak lagi bawel”, Nilam malah pergi tinggalin Rita yang masih heran dengan tingkah aneh sahabatnya itu.
“dasar orang yang lagi jatuh cinta, ditinggalin gitu aja deh sahabatnya”, gerutu Rita pada Nilam yang kelihatannya nggak digubris oleh Nilam.
Akhirnya mereka berdua pulang bersama dengan canda tawa.

-          Di sekolah -
Pagi harinya, ketika masuk kelas Nilam berpapasan dengan Ray, mereka saling melemparkan senyum termanis mereka untuk pertemuan sepagi ini.
“duh hatiku kenapa nih?jadi nggak karuan kalo liat senyumnya Ray, ya tuhan nggak kuat dehh”, seru Nilam dalam hati.
Selama berjalan dari gerbang depan ke kelas Nilam senyum – senyum sendiri seperti orang yang baru menang lotre.
“kemarin pagi – pagi manyun sekarang masih pagi udah senyam  -  senyum sendiri kaya orang gila, kamu kenapa sih neng?”,sapa Rita pada sahabatnya yang selalu membuatnya heran akhir – akhir ini.
“tadi aku papasan sama Ray di depan,dia senyum sama aku Rit, jantungku jadi berdebar nggak karuan,hmmmmm..”,Nilam menceritakan hal itu tanpa melihat kearah Rita sedikitpun sambil masih mengingat – ingat apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.
“kayaknya udah ada lampu hijau tuh dari Ray,jadi kapan kamu mau jujur sama Ray Lam?kalo ntar pas istirahat gimana?”,sahut Rita bersemangat.
“hah???,ta…tapi aku belum siap Rit,besok aja deeh ya?”, jawab nilam lemes karena dia memang belum siap buat berhadapan langsung sama Ray.
“ah kamu gimana sih Lam,gimana kalo ternyata besok dia udah keburu milik orang?ayolah semua nggak aka seburuk apa yang kamu pikirin,percaya deh sama aku Lam.”,Rita meyakinkan Nilam sekali lagi dan akhirnya…
“iya iya deh iya ntar pas istirahat kamu temenin aku buat ketemu sama Ray”,Jawab Nilam sambil dia menerka – nerka apa yang bakal terjadi entar, ngeri sendiri kalo dia ngebayangin gimana gugupnya dia di depan Ray.

-          Istirahat -
Jam istirahat pun tiba, saatnya misi mereka dilaksanakan. Mereka meluncur ke kantin dengan beriringan. Rita yang dengan semangat sedangkan Nilam sedang bingung mikirin apa yang bakal dia katakan setelah ketemu sama Ray nanti.
Rita celingukan mencari – cari dimana kapten basket itu berada, namun sejauh matanya memandang ke seluruh isi kantin tak kunjung ia temukan apa yang dia cari.
“kayaknya Ray nggak ada di kantin deh Lam,kita cari ke tempat lain yuk!”,ajak Rita tanpa memalingkan pandangannya dari kantin.
“yaudah deh Rit, yuk pergi dari sini!”, kata Nilam sambil menarik tangan Rita. Dan begitu mereka berdua membalikkan badan.
“kalian mencariku?ada apa ya?”,tiba – tiba Ray sudah ada di belakang mereka. Sontak Rita dan Nilam kaget sejadi – jadinya.
“emmmm…emmmm Nilam ingin bicara sesuatu padamu Ray”, akhirnya Rita angkat bicara.
Nilam hanya diam karena menahan malu dan mungkin wajahnya saat itu langsung merah padam.
“ya udah kita cari tempat lain aja yuk buat ngobrolnya nggak enak kalo berdiri disini”,Ray mengajak mereka masuk ke kantin dan mencari tempat duduk di paling ujung.
Akhirnya mereka duduk dan saling diam untuk beberapa saat, namun kemudiann..
“kamu mau ngomong apa sama aku Lam?kok giliran udah ketemu aku pada diem gini sih?”,suara Ray mengagetkan Nilam.
“emmm..emmm..aaaa…akuuu….”, suara Nilam terbata – bata karena saking groginya ditatap sama Ray.
“kok kamu jadi gugup gitu sih Lam?kayaknya mau ngomongin serius nih”,Ray makin nggak sabar mendengar ucapan Nilam yang terpotong – potong.
“aaa…akuu sebenernya dari dulu suka sama kamu Ray”, Jawab Nilam kemudian dia berlari meninggalkan Ray dan Rita begitu saja.
“Nilammmm.. kok aku ditinggalin sih?”,teriakan Rita tak dihiraukan oleh Nilam.
“apa yang dikatakan Nilam itu bener Rit?”,selidik Ray pada Rita.
“yaiyalah itu bener Ray, dia udah mendam perasaannya semenjak kelas 1, dia baru bisa mengutarakannya padamu karena dia takut cintanya bertepuk sebelah tangan.”,Jelas Rita.
Ray tampak nggak percaya denga apa yang baru saja dia dengarkan.
“Akhirnya Ray pergi ninggalin Rita sendirian dikantin tanpa berkata sepatah katapun pada Rita.
“kok semua malah ninggalin aku sendirian sih?bukannya bilang terima kasih atau apa gitu kek malah pada pergi sendiri – sendiri”,gerutu Rita sebal karna ulah 2 orang yang semula ada dihadapannya beberapa menit yang lalu.
Jam istirahat terasa sangat lambat dari biasanya buat Nilam, dia ingin segera pulang dan berdiam diri di kamar tanpa ingin diganggu oleh siapapun.
Tiba – tiba ada seseorang menepuk bahunya, lalu ia membalikkan badan dan betapa kagetnya dia mendapati Ray kini berada di hadapannya sambil memandanginya lekat – lekat. “sekarang aku percaya kalo kamu memang telah jatuh cinta padaku, wajahmu berubah jadi merah padam  begitu”,goda Ray pada Nilam.
Nilam bersusah payah untuk menyembunyikan raut wajahnya yang dia sendiri tidak tau bagaimana wajahnya saat itu.
“ayo ikut aku,aku akan jawab pernyataanmu tadi”, Ray menarik tangan Nilam dengan lembut dan Nilam tak menolaknya.
Sungguh hatinya berdebar setiap dia dekat dengan Ray, sampai dia tak tau harus bicara seperti apa pada Ray. Sekaligus dia penasaran apa jawaban yang akan Ray katakan padanya. Ia menerka – nerka apakah Ray menerima cintanya atau justru malah akan menolaknya mentah – mentah. Dalam hati Nilam berharap kalo Ray menerima cintanya karna dia juga punya perasaan yang sama padanya.

-          Taman Belakang -
Sesampainya  di taman belakang sekolah Ray berhenti dan melepaskan pegangan tangannya. Dia menatap Nilam lekat – lekat, diperhatikannya sorot mata Nilam saat itu, Nilam hanya dapat diam beribu bahasa. Dia tak tau harus berkata apa pada Ray. Perlahan - lahan Ray mulai membuka suaranya,
“Nilam, aku tahu cintamu padaku sangatlah dalam, aku juga sebenarnya tak ingin menyakiti hatimu, tapi aku harus jelaskan sesuatu padamu, mungkin ini menyakitkan bagimu tapi aku mohon aku tak sejahat apa yang akan kamu pikir, aku mengagumi sosokmu Nilam, tapiiii
tapi aku sudah punya tunangan, maafkan aku Nilam, aku nggak bisa membalas ketulusan cintamu, tapi ada 1 hal yang ingin aku lakukan padamu”,Ray tampak menyesal telah mengatakan hal itu pada Nilam yang dia yakin Nilam sangat terpukul mendengarnya.
“apa yang ingin kamu lakuin Ray?”,mata Nilam berkaca – kaca menahan air matanya yang memaksa keluar.
“aku ingin membuatmu bahagia meskipun cuma sehari Lam,ijinkan aku untuk lakukan itu,ini tulus dari dalam hatiku Lam, aku tak berniat sedikitpun untuk mempermainkanmu,”Ray menatap mata Nilam dalam – dalam, lalu ia memeluknya erat.
Nilam bisa merasakan ketulusan hati Ray saat mengatakan hal itu,dan Nilam hanya menjawabnya dengan anggukan kecil.
“makasih Ray kamu mau lakukan hal itu untukku”,Nilam menangis di pelukan Ray.
Ray melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang membasahi pipi Nilam “kamu cantik dan manis bila tersenyum,jangan menangis ya?tersenyumlah untukku,aku akan membuatmu bahagia Nilam,percayalah”,kata – kata Ray menenangkan Nilam.
Teeettttt!!!
bel berbunyi dan keduanya kembali ke kelas masing – masing. “sampai bertemu nanti ya sayang,aku akan mengajakmu ke suatu tempat nanti”,Ray menggandeng Nilam sampai ke kelasnya dan diapun juga bergegas untuk masuk ke kelasnya.
Nilam kembali tersenyum setelah semua yang terjadi. “tadi kamu kemana sih Lam?aku cari – cari nggak ketemu juga”,kata Rita yang masih sebal karna kejadian di kantin tadi.
“tadi dari taman belakang sama Ray Rit”,Nilam mengucapkannya pakai nada datar.
“hah?trus Ray bilang apa sama kamu Lam?”
Sebelum Nilam menjawab pertanyaan Rita, guru yang mengajar telah datang dan percakapan mereka pun harus terhenti.
Selama di kelas Nilam sibuk membayangkan Ray sampai – sampai tidak mendengarkan ketika guru sedang menjelaskan. Waktu sepertinya berlalu lebih cepat dari perkiraannya.
Teettttt!!
Bel tanda pulang berbunyi. Nilam langsung mengemasi barangnya lalu buru – buru pergi tapi sebelum dia berdiri tangannya di cekal oleh Rita “kamu belum jawab pertanyaanku tadi Lam”,kata Rita ketus.
“Ray udah punya tunangan Rit,tapi dia bilang dia mau bahagiain aku meskipun cuma sehari,aku iyain karena aku nggak mau buang kesempatan yang nggak mungkin bakal ada untuk kedua kalinya”,Nilam menjelaskan dengan datar tanpa menengok sedikitpun pada Rita.
“hah?kamu yakin Lam dia nggak akan macem – macem sama kamu? Kamu juga nggak akan kenapa – kenapa kalo dapetin dia cuma sehari habis itu berakhir?”,Rita memberondong banyak pertanyaan pada Nilam.
“kamu tenang aja Rit, aku nggak akan kenapa – kenapa kok?ya? aku tau apa yang aku lakuin ini, lebih baik cuma sehari daripada tidak sama sekali iya kan?aku udah ditunggu Ray diluar Rit,aku duluan ya?bye”, Nilam berlalu meninggalkan Rita yang masih belum bisa mengerti dengan keputusan sahabatnya itu.
“hay sayang kok lama amat sih keluarnya?”,sapa Ray manis. “tadi ngobrol bentar sama Rita Ray”,jawab Nilam sngkat.
“kok panggilnya masih Ray sih?panggil sayang gitu dong..”,kata Ray manja.
“iya iya sayang,jadi kita mau kemana nih?”,jawab Nilam sambil tersenyum manis.
“ada deh,nanti kamu juga bakal tau yank”,kata Ray sambil mencubit pipi Nilam.
hati Nilam berbunga – bunga saat itu, dia nggak pernah ngebayangin bakalan jalan berdua sama Ray, hal yang dari dulu dia dambakan.

-          Di sebuah Mall –
“kita ngapain sayang ke mall?kaya nggak ada tempat lain aja sih buat jalan?”,Nilam cemberut begitu tau dia diajak ke mall.
“kita bakal senang – senang yank disini, kita main game sepuasnya ya?mau kan?”,bujuk Ray pada Nilam yang masih manyun.
Ray menggandeng Nilam layaknya pasangan kekasih yang lainnya. Nilam pun jadi nggak manyun lagi, mungkin karna perasaan bahagiannya lebih besar dibanding betenya.
Mereka memainkan game yag satu kemudian pindah ke yang lainnya. Mereka mencoba semua permainan yang ada di gamezone mall itu. Nilam sangat menikmati acara jalan – jalannya. Terlihat wajahnya yang ceria dan tertawa lepas ketika bersama Ray.
“sayang cape ya?kita udahan yuk!”, ajak Ray yang memang sudah kelelahan.
“yuk, tapi tuker ini dulu ya??”,Nilam merajuk manja pada Ray.
Ray hanya bisa tersenyum melihat orang yang disampingnya kini bisa merasa bahagia, namun ia masih menyimpan rasa menyesalnya karena setelah ini ia akan melihat Nilam sedih karna dirinya, namun ia berharap apa yang ia takutkan tak terjadi karna dia tau kalo Nilam adalah sosok cewek yang tegar dan kuat.
“iya sayangku,yuk kita kesana.” Ray memeluk pundak Nilam dengan penuh ketulusan.

Setelah selesai bermain mereka pergi untuk makan. “sayang lapar kan?kita mau makan apa?”,Tanya Ray pada kekasihnya kini. “apa aja deh yank”,jawab Nilam singkat.
Ia tak mau hari ini berlalu dengan cepat,ia masih ingin menghabiskan waktu bersama Ray,orang yang sangat ia cintai.
“yaudah kita makan disana yuk”,ajak Ray pada Nilam.
Setelah mereka duduk dan memesan makanan,Ray membaca wajah Nilam yang tampak sedih.
“sayang,kok sedih?senyumnya mana?”,bujuk Ray pada Nilam. Tapi Nilam tak menjawab pertanyaan Ray, yang ada dipikirannya ia tak mau hari ini berlalu begitu saja karna dia masih ingin bersama Ray yang hari – hari berikutnya nggak akan dia dapatkan lagi,hanya hari ini dia bisa bersama dengan Ray.
“sayang,aku nggak mau melihatmu sedih,mungkin kita cuma melewati waktu sehari untuk bersama, aku ingin selama kamu denganku kamu nggak boleh sedih yank, aku tulus lakukan ini untukmu, aku ingin kamu merasakan kebahagiaan yang selama ini kamu dambakan, kamu akan temukan seseorang yang lebih baik dariku, percayalah itu, setelah ini kita masih bisa kok jalan bersama sebagai sahabat,aku mohon tersenyumlah”,Ray menjelaskan sedemikian rupa pada Nilam.
makanan mereka pun kini telah tersaji di depan mata. “ sayang makan dulu ya?”,bujuk Ray pada Nilam yang sedari tadi hanya diam dan menundukkan kepala.
lalu merekapun makan tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka berdua. Entah memang ingin menikmati makanannya atau tidak tau harus berbicara apa.
Setelah makan Ray menggandeng tangan Nilam meninggalkan mall itu,”aku akan membawamu kesuatu tempat lagi sayang”,ucap Ray tulus.Namun tak ada jawaban dari Nilam.

- Di tepi Danau –
Ray menggenggam tangan Nilam erat – erat seperti tak mau kehilangannya. Lalu mereka duduk di bangku yang letaknya tepat di tepi danau, karena hari mulai gelap suasana di danau semakin indah dihiasi lampu disana – sini, menambah kedamaian diantara mereka berdua. Nilam menyandarkan kepalanya dibahu Ray.
“aku nggak mau hari ini berakhir, aku masih ingin bersamamu, seperti ini, aku ingin waktu berhenti disaat ini juga agar kau tak beranjak pergi dari sisiku Ray”,kata Nilam lirih.
Ray hanya mengusap rambut Nilam, tak disangkanya Nilam meneteskan airmata. Lalu ia mengeluarkan saputangan dari kantong celananya dan mengusap air mata Nilam.
Tapi tangan Nilam mencegahnya dan disaat itu pula pandangan mata mereka bertemu, lama mereka saling memandang dannn..
Ray mencium bibir Nilam lama sekali hingga Nilam memejamkan matanya.
“aku harap kamu bahagia dengan beberapa jam yang bisa aku berikan padamu,aku tak ingin kamu bersedih”,kata Ray sambil memeluk gadis disebelahnya lalu mencium keningnya.
“aku bahagia untuk hari ini Ray, makasih ya”,ucap Nilam sambil mencium pipi kiri Ray dengan penuh perasaan.


“Terkadang apa yang kita inginkan tak sepenuhnya dapat kita miliki, cinta sejati tak pernah memaksakan untuk dibalas, cinta sejati murni datang dari dalam hati yang disertai oleh ketulusan hati”