Fina kembali ceria setelah tadi bertemu dengan Ray. Dia berjalan menuju
kamar kakaknya. Mama sudah ada disana dan semuanya sudah siap untuk pulang ke
rumah. Kak Fifi juga sudah sehat, sudah bisa berjalan kembali.
Rio membantu Fifi untuk berjalan karena Fifi masih belum terlalu kuat
berjalan. Mama dan Fina menyusul di belakang sambil membawa barang bawaan.
Di perjalanan semua Nampak diam dan larut dengan pikiran masing –
masing. Kak Fifi duduk di depan bersama dengan kak Rio. Fina dengan mama
dibelakang, dia mengamatai kakaknya yang terlihat bahagia bila disisi Rio. Dan
sekarang Fina bisa merelakan kakaknya bersama Rio. Entah karna Ray atau karna
alasan lain, fina sendiri pun tak mengerti. Semenjak pertemuannya dengan Ray,
Fina sudah tak merasa sedih lagi.
*Di rumah
“Surprise!”
Teriakan itu muncul ketika pintu mulai dibuka. Ternyata mama yang
menyiapkan surprise ini untuk kesembuhan kak Fifi. Semua teman teman kak Fifi ada disana. Mereka langsung
memeluk kak Fifi erat – erat karena sayangnya mereka dengan kak Fifi. Di kelas
kak Fifi menjadi murid terpandai, dia juga baik hati ketika teman – temannya
tidak mengerti pelajaran yang tadi diajarkan kak Fifi dengan senang hati
mengulang pelajaran itu pada teman – temannya. Maka dari itu semua teman – temannya sangat menyayangi kak Fifi.
Sementara kak Fifi sedang bersama teman – temannya, Fina lebih memilih
untuk pergi ke kamarnya. Entah mengapa sosok Ray muncul di benaknya. Dia kagum
dengan sosok Ray, dia bisa tabah menjalani hari – hari yang menurut Fina sangat
menyiksa. Setiap hari hanya dihabiskan untuk berobat di rumah sakit, dia juga
tak mempunyai teman satupun. Tapi dia bisa kuat menjalaninya.,“Sungguh luar
biasa”Begitu pikir Fina.
Besok Fina berniat untuk kembali menemui Ray, sekadar untuk
menghiburnya agar dia tak merasa sendirian.
Kak Fifi besok belum bisa masuk sekolah, jadi lebih baik ia tak perlu
menceritakan tentang pertemuannya dengan Ray pada kakaknya. Fina sudah
membayangkan kira – kira apa yang bakal dia lakuka besok bersama Ray. Pikiran –
pikiran tentang Ray kini memenuhi kepala Fina. Dia merasa iba sekaligus kagum
denga semangat Ray untuk sembuh dari penyakitnya itu.
Fina melihat ke langit – langit kamarnya lalu memejamkan mata sejenak
dan sampai akhirnya Fina tertidur pulas.
*Di Sekolah
Rio mencoba menghampiri Fina, ketika Fina dari kejauhan menyadarinya ia
langsung mempercepat langkahnya dan buru – buru pergi ke toilet. Dia tak mau
bertemu dengan Rio karena dia yakin Rio hanya ingin menanyaka kabar dari
kakaknya da itu membuat hatinya terasa sakit.
Akhirnya Fina masuk ke toilet dan ketika Rio menyadari hal tersebut dia
membatalkan keinginannya untuk menemui Fina.
Di dalam kelas Fina tak konsentrasi dengan pelajaran yang sedang
dijelaskan oleh ibu guru. Namun tiba – tiba Fina tertarik dengan apa yang sedag
ibu guru sampaikan. Ada murid baru yang akan masuk ke kelas ini, Fina penasaran
siapakah kira - kira dan bagaimanakah
orangnya.
Ketika murid baru tersebut dipersilahkan masuk Fina sontak kaget seolah
ia tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Berulang kali dia mengusap
matanya untuk meyakinka apa yang dia lihat.
Murid baru itu adalah “Ray” *teriak Fina dalam hati.
Senyum Ray mengembang begitu ibu guru memperkenalkan sekilas tentang
Ray dan dia tidak banyak berkomentar. Karena teman sebangku Fina, Ririn tidak
masuk hari itu maka Ray dipersilahkan untuk duduk di samping Fina. Fina masih
tidak percaya dengan hal itu,baru saja tadi dia memikirkan tentang Ray,
sekarang orang yang akhir – akhir ini menyita pikirannya berada di sampingnya.
Entah perasaan apa yang Fina rasakan saat itu. Fina hanya diam begitu Ray duduk
disebelahnya.
Ray : “hay!,kamu udah lupa
ya sama aku?”
Fina tak menanggapi omonganya Ray. “kau tak suka aku duduk
disebelahmu?aku bisa pindah dari sini”, kata Ray sedikit dengan nada tinggi.
Fina : “nggak kok aku Cuma terkejut
aja tadi,darimana kamu tau aku sekolah disini?”
Ray : “jadi kamu pikir aku
pindah kesini karena ingin satu sekolah denganmu?hahaha buka begitu ceritanya
Fin”.
Fina : “trus apa?”
Ray : “jangan galak –
galak lah Fin, gini aku udah nggak betah di sekolahanku yag lama, disana aku
merasa dikucilkan satu sekolah, jadi aku memutuskan untuk pindah. Ayahku yang
memindahkanku kesini jadi bukan karena kemauanku untuk pindah disini. Aku juga
nggak nyangka kalo kita bisa bertemu lagi disini Fin kita satu kelas pula. Semenjak
aku kenal kamu, aku jadi punya semangat untuk sekolah lagi FIn.”
Fina : “oh jadi gitu
ceritanya, maaf ya kalo tadi aku nuduh kamu yang macem – macem. Ternyata ini
hanya sebuah kebetulan aja”. *sambil tertawa kecil
Ray : “iya kebetulan yang
indah”.
Fina kaget mendengar kata – kata Ray barusan da langsung menatap Ray.
Ray pun sontak menyadari apa yang tadi ia katakana dan ia melihat ke arah Fina.
Mata mereka bertemu dan dalam waktu yang
cukup lama mereka bertatapan.
Mereka tak menyadari bahwa ibu guru di depan sedang memperhatikan
mereka berdua. “kalian sudah selesai yag berkenalan Fin, Ray?”,bentak ibu guru.
Spontan mereka berdua sadar dan kembali ke posisi semula menghadap ke
depan. “maaf bu”,kata mereka berdua hamper bersamaan.
Ibu guru yang melihatnya hanya tersenyum kecil melihat kedua muridnya
yang baru saja bertemu namun sudah kompak begitu.
Waktu berjalan cepat saat itu. saat pelajaran berlangsung keduanya
hanya saling diam. Mungkin karena kejadian beberapa menit yang lalu, membuat
mereka berdua caggung.
*Pulang Sekolah
Fina : “setelah ini kau mau
kemana?”
Ray : “seperti biasanya
Fin,kau sungguh tak tau?”
Fina : “emmmm iya iya aku
tau Ray, ke rumah sakit bukan?”
Ray : “yupss.. kenapa
emangnya Fin?apa kau mau mengantarku?” *nyengir kuda
Fina : “hehe boleh kalo
gitu, tadi niatnya juga mau nemenin kamu”.
Suasana keakraban kembali muncul di antara keduanya setelah kejadian
tadi yang membuat mereka canggung.
Ray : “di depan udah ada
supir yag nunggu,yuk cepetan Fin”, ajak Ray.
Fina : “yuk!”
Tanpa disadari tangan mereka saling berpegangan satu sama lain. Murid –
murid yang berpapasan dengan mereka sontak melihat kea rah keduanya. Dan disaat
merasa banyak yang memperhatikan, Fina baru menyadari bahw sejak tadi mereka
saling berpegangan tangan. Akhirnya keduanya gugup da langsung melepaskan tangan
masing – masing. Dalam hati Fina sangat malu dan heran kenapa tadi dia bisa
melakukan hal itu secara tidak sadar?. Mungkin pikiran itu juga yang muncul di
benak Ray.
Selama di dalam mobil mereka hanya diam dan supir Ray pun juga tak
menanyakan apapun tentag Fina ataupun tentang majikannya sendiri. Suasana di
mobil itu sangat dingin karena kediaman mereka dan mobil dikemudikan dengan
cepat.