Senin, 22 Oktober 2012

2 Hati 1 Cinta Part 1


*Dikamar
“kak,kakak udah punya pacar ya?”,Tanya Fina pada Fifi kakaknya. Umur Fifi sekarang 17 tahun dan Fina 15 tahun. Mereka sekolah ditempat  yang sama. Mereka sangat rukun satu sama lain, saling menyayangi dan menghormati.
Fifi          : “nggak kok kata siapa sih?”
Fina        : ”soalnya kemarin aku liat kk jalan sama Rio,kk beneran nggak pacaran sama dia?”
Fifi          : “nggak kok kita Cuma temen,emang kenapa sih kok nanya gitu?”
Fina        : “huhh syukurlah” suara Fina sedikit berbisik
Fifi          : “kenapa?kamu naksir ya sama Rio? Ngaku?”
Fina        : “nggak kok kak Cuma nanya doing,emang nggak boleh ya?”
Fifi          : “ya boleh sih tapi tumben kamu nanyain kk jalan sama siapa.”
Fina        : “nggak kok kak,tidur yuk kak ngantuk nih.” Fina mengalihkan pembicaraan karena nggak mau kknya tau kalo dia memendam rasa sama Rio.
Waktu di kamar mereka sudah menunjukkan pukul 21.00. mereka pun memutuskan untuk beristirahat.
Fifi          : “yaudah yuk tidur, have a nice dream adikku, good night “.
Fina        : “have a nice dream too kakakq,good night”.

*Pagi harinya
Mama   : “sayang ayo turun kita makan sama – sama”.
Fina        : “tumben mama ada waktu sarapan bareng sama kita ya kak”. Dia berkata pada kakaknya yang masih sibuk berdandan.
Fifi          : “ jangan gitu ade, mama pasti menyempatkan diri untuk berkumpul sama kita, kamu kan tau mama sekarang jadi tulang punggung keluarga semenjak papa meninggal”.
Papa mereka meninggal 2 tahun yang lalu dan sejak itu mamanya jarang sekali ada waktu untuk berkumpul sama mereka. Itu yang menyebabkan kaka adik ini rukun dan saling menyayangi.
“iya ma kita segera turun”, jawab kakak adik ini serempak.
Akhirnya mereka berdua turun ke bawah untuk sarapan bersama.
Fina        : “mama tumben jam segini belum ngantor?”
Fifi          : “iya ma biasanya jam segini mama udah nggak ada dirumah”. *sambil mengunyah makanannya
Mama   : “mama hanya ingin meluangkan waktu mama untuk kedua putri mama yang sangat mama sayangi. Maafkan mama ya semenjak papa kalian meninggal mama jarang ada waktu untuk berkumpul sama kalian.” *sambil menunduk dan mata mulai berkaca – kaca.
Fifi          : “Maa * sambil menggenggam tangan mamanya aku akan jaga Fina kok ma, mama tenang aja ya,kita ngerti kok denga keadaan mama sekarang, kita juga nggak nyalahin ataupun membenci mama, kita tetap sayang sama mama”.
Fina menghampiri mamanya dan memeluknya, diikuti oleh Fifi. “iya kita sayanggg banget sama mama”, kata mereka serempak.
Ketiganya mulai berkaca – kaca karena terharu. “ya udah kalian cepetan makan trus berangkat ke sekolah,nanti mama yang antar kalian”,kata mama kepada ke2 anaknya.
“benar ma?asyik… kak kita dianter sama mama”,sorak Fina denga riangnya.
Setelah mereka selesai sarapan akhirnya mereka pergi ke sekolah diantar mamanya seperti dulu ketika papanya masih ada.

*Di sekolah
“Ma kita sekolah dulu ya,mama hati – hati di jalan”,Fina berpamitan diikuti Fifi.
“iya ma kita sekolah dulu ya?”,kata Fifi. Mereka mencium tangan mamanya dengan bergantian.
Mama   : “iya sayang kalian hati – hati ya, sekolah yang rajin *sambil mencium kening kedua putrinya.

Di koridor sekolah mereka berpapasan dengan Rio, Rio melemparkan senyum kepada mereka berdua.
 “ ah kak Rio, senyum kakak manis banget sih,pasti dia senyum sama aku, apa dia suka juga ya sama aku?”kata Fina dalam hati. * sambil melirik kakaknya.
“ Rio senyummu membuat hatiku selalu berdebar”,Fifi juga mengagumi senyuman Rio dalam hati.
Fifi          : “Fin, kakak masuk ke kelas dulu ya,kamu juga masuk kelas gih,semoga ulanganmu hari ini sukses yah, bye!”. * sambil berlalu meninggalkan Fina.
Fina masih bingung dengan ekspresi kakaknya tadi. “kak Fifi tadi senyum – senyum sendiri, apa dia juga suka ya sama kak Rio?kalo iya??mmmmm”,kata Fina keheranan.
“Eh tadi kak Fifi bilang ulangan?emang aku ada ulangan hari ini??
ya ampun mampus aku lupa belajar lagi semalem gara – gara mengkhayal ka Rio,aduh mesti belajar dulu nih”, teriak Fina ketika ingat kalo hari itu dia ada ulangan. Untung ada kak Fifi yang ingetin ya jadi Fina bisa belajar dulu.

*Istirahat
Saat jam istirahat seperti biasa Fina mengunjungi kakaknya di kelas 3 IPA 1, kelasnya bersebelahan hanya dibatasi oleh anak tangga. Sedangkan kelas Fina 1 IPS 2, dia dengan kakaknya memang berbeda jurusan, karena kemampuannya berbeda, Fina yang mudah menghafal namun sulit menghitung sedangkan Fifi yang lama menghafal namun cepat dalam menghitung. Sungguh sesuatu yang sempurna, mereka bisa saling melengkapi satu sama lain.
Ketika Fina sampai di depan pintu kelas kakaknya dia melihat kakaknya sedang bercanda dengan Rio, yah kak Fifi 1 kelas dengan Rio, laki – laki yang diam – diam Fina kagumi.
Hati Fina sangat sakit melihat kejadian itu, dia langsung berlari ke toilet dan menangis sejadi – jadinya disana.
Tak berapa lama Fifi keluar kelas dan menuju ke kelas adiknya Fina, namun ketika dia bertanya pada salah seorang  teman Fina, tak ada yang tau dimana Fina berada.
Fifi jadi bingung da takut Fina kenapa – kenapa. Dia mencari kesana – sini namun tak juga menemukan Fina. Fifi hampir menangis karena takut adik yang paling dia sayangi kenapa – napa.
Karena kelelahan Fifi tiba – tiba pingsan tak sadarkan diri di halaman sekolah. Sontak membuat anak – anak lari dan menggendong Fifi menuju ke UKS. Dan yang menggendong Fifi saat itu adalah Rio.
Fina keluar dari toilet, dia sudah tak menangis lagi sekarang. Ketika dia melihat kakanya digendong Rio dia langsung berteriak “kakak!” dan lari menghampiri Rio di UKS.
“Fina menangis lagi sejadi – jadinya karena baru kali ini dia melihat kakaknya pingsan. Mukanya sangat pucat dan tak berdaya.
Rio menenangkan Fina yang masih terisak. Rio memeluk Fina “udah ya Fin jangan nangis lagi, sebentar lagi dokter akan datang dan berdoa aja semoga kak Fifi nggak apa – apa”.
Dokter pun datang dan segera memeriksa keadaan Fifi. Dokter menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit agar bisa di cek secara mendetail.
Akhirnya Rio dan Fifi ijin ke guru piket untuk mengantar Fifi ke rumah sakit. Di perjalanan Fina sangat gelisah karena takut kakak yang paling dia sayang kenapa – napa hingga dia sudah tak mempedulikan sakit hatinya tadi ketika melihat Fifi bercanda denga Rio sekaligus dia merasa bersalah karena telah membuat kakaknya panik dan pingsan karena mencarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar