Rabu, 24 Oktober 2012

2 Hati 1 Cinta Part 4


Fina kembali ceria setelah tadi bertemu dengan Ray. Dia berjalan menuju kamar kakaknya. Mama sudah ada disana dan semuanya sudah siap untuk pulang ke rumah. Kak Fifi juga sudah sehat, sudah bisa berjalan kembali.
Rio membantu Fifi untuk berjalan karena Fifi masih belum terlalu kuat berjalan. Mama dan Fina menyusul di belakang sambil membawa barang bawaan.
Di perjalanan semua Nampak diam dan larut dengan pikiran masing – masing. Kak Fifi duduk di depan bersama dengan kak Rio. Fina dengan mama dibelakang, dia mengamatai kakaknya yang terlihat bahagia bila disisi Rio. Dan sekarang Fina bisa merelakan kakaknya bersama Rio. Entah karna Ray atau karna alasan lain, fina sendiri pun tak mengerti. Semenjak pertemuannya dengan Ray, Fina sudah tak merasa sedih lagi.

*Di rumah
“Surprise!”
Teriakan itu muncul ketika pintu mulai dibuka. Ternyata mama yang menyiapkan surprise ini untuk kesembuhan kak Fifi. Semua teman  teman kak Fifi ada disana. Mereka langsung memeluk kak Fifi erat – erat karena sayangnya mereka dengan kak Fifi. Di kelas kak Fifi menjadi murid terpandai, dia juga baik hati ketika teman – temannya tidak mengerti pelajaran yang tadi diajarkan kak Fifi dengan senang hati mengulang pelajaran itu pada teman – temannya. Maka dari itu semua  teman – temannya sangat menyayangi kak Fifi.
Sementara kak Fifi sedang bersama teman – temannya, Fina lebih memilih untuk pergi ke kamarnya. Entah mengapa sosok Ray muncul di benaknya. Dia kagum dengan sosok Ray, dia bisa tabah menjalani hari – hari yang menurut Fina sangat menyiksa. Setiap hari hanya dihabiskan untuk berobat di rumah sakit, dia juga tak mempunyai teman satupun. Tapi dia bisa kuat menjalaninya.,“Sungguh luar biasa”Begitu pikir Fina.
Besok Fina berniat untuk kembali menemui Ray, sekadar untuk menghiburnya agar dia tak merasa sendirian.
Kak Fifi besok belum bisa masuk sekolah, jadi lebih baik ia tak perlu menceritakan tentang pertemuannya dengan Ray pada kakaknya. Fina sudah membayangkan kira – kira apa yang bakal dia lakuka besok bersama Ray. Pikiran – pikiran tentang Ray kini memenuhi kepala Fina. Dia merasa iba sekaligus kagum denga semangat Ray untuk sembuh dari penyakitnya itu.
Fina melihat ke langit – langit kamarnya lalu memejamkan mata sejenak dan sampai akhirnya Fina tertidur pulas.

*Di Sekolah
Rio mencoba menghampiri Fina, ketika Fina dari kejauhan menyadarinya ia langsung mempercepat langkahnya dan buru – buru pergi ke toilet. Dia tak mau bertemu dengan Rio karena dia yakin Rio hanya ingin menanyaka kabar dari kakaknya da itu membuat hatinya terasa sakit.
Akhirnya Fina masuk ke toilet dan ketika Rio menyadari hal tersebut dia membatalkan keinginannya untuk menemui Fina.
Di dalam kelas Fina tak konsentrasi dengan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh ibu guru. Namun tiba – tiba Fina tertarik dengan apa yang sedag ibu guru sampaikan. Ada murid baru yang akan masuk ke kelas ini, Fina penasaran siapakah kira -  kira dan bagaimanakah orangnya.
Ketika murid baru tersebut dipersilahkan masuk Fina sontak kaget seolah ia tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Berulang kali dia mengusap matanya untuk meyakinka apa yang dia lihat.
Murid baru itu adalah “Ray” *teriak Fina dalam hati.
Senyum Ray mengembang begitu ibu guru memperkenalkan sekilas tentang Ray dan dia tidak banyak berkomentar. Karena teman sebangku Fina, Ririn tidak masuk hari itu maka Ray dipersilahkan untuk duduk di samping Fina. Fina masih tidak percaya dengan hal itu,baru saja tadi dia memikirkan tentang Ray, sekarang orang yang akhir – akhir ini menyita pikirannya berada di sampingnya. Entah perasaan apa yang Fina rasakan saat itu. Fina hanya diam begitu Ray duduk disebelahnya.
Ray         : “hay!,kamu udah lupa ya sama aku?”
Fina tak menanggapi omonganya Ray. “kau tak suka aku duduk disebelahmu?aku bisa pindah dari sini”, kata Ray sedikit dengan nada tinggi.
Fina        : “nggak kok aku Cuma terkejut aja tadi,darimana kamu tau aku sekolah disini?”
Ray         : “jadi kamu pikir aku pindah kesini karena ingin satu sekolah denganmu?hahaha buka begitu ceritanya Fin”.
Fina        : “trus apa?”
Ray         : “jangan galak – galak lah Fin, gini aku udah nggak betah di sekolahanku yag lama, disana aku merasa dikucilkan satu sekolah, jadi aku memutuskan untuk pindah. Ayahku yang memindahkanku kesini jadi bukan karena kemauanku untuk pindah disini. Aku juga nggak nyangka kalo kita bisa bertemu lagi disini Fin kita satu kelas pula. Semenjak aku kenal kamu, aku jadi punya semangat untuk sekolah lagi FIn.”
Fina        : “oh jadi gitu ceritanya, maaf ya kalo tadi aku nuduh kamu yang macem – macem. Ternyata ini hanya sebuah kebetulan aja”. *sambil tertawa kecil
Ray         : “iya kebetulan yang indah”.
Fina kaget mendengar kata – kata Ray barusan da langsung menatap Ray. Ray pun sontak menyadari apa yang tadi ia katakana dan ia melihat ke arah Fina. Mata mereka bertemu dan dalam waktu  yang cukup lama mereka bertatapan.
Mereka tak menyadari bahwa ibu guru di depan sedang memperhatikan mereka berdua. “kalian sudah selesai yag berkenalan Fin, Ray?”,bentak ibu guru.
Spontan mereka berdua sadar dan kembali ke posisi semula menghadap ke depan. “maaf bu”,kata mereka berdua hamper bersamaan.
Ibu guru yang melihatnya hanya tersenyum kecil melihat kedua muridnya yang baru saja bertemu namun sudah kompak begitu.
Waktu berjalan cepat saat itu. saat pelajaran berlangsung keduanya hanya saling diam. Mungkin karena kejadian beberapa menit yang lalu, membuat mereka berdua caggung.

*Pulang Sekolah
Fina        : “setelah ini kau mau kemana?”
Ray         : “seperti biasanya Fin,kau sungguh tak tau?”
Fina        : “emmmm iya iya aku tau Ray, ke rumah sakit bukan?”
Ray         : “yupss.. kenapa emangnya Fin?apa kau mau mengantarku?” *nyengir kuda
Fina        : “hehe boleh kalo gitu, tadi niatnya juga mau nemenin kamu”.
Suasana keakraban kembali muncul di antara keduanya setelah kejadian tadi yang membuat mereka canggung.
Ray         : “di depan udah ada supir yag nunggu,yuk cepetan Fin”, ajak Ray.
Fina        : “yuk!”
Tanpa disadari tangan mereka saling berpegangan satu sama lain. Murid – murid yang berpapasan dengan mereka sontak melihat kea rah keduanya. Dan disaat merasa banyak yang memperhatikan, Fina baru menyadari bahw sejak tadi mereka saling berpegangan tangan. Akhirnya keduanya gugup da langsung melepaskan tangan masing – masing. Dalam hati Fina sangat malu dan heran kenapa tadi dia bisa melakukan hal itu secara tidak sadar?. Mungkin pikiran itu juga yang muncul di benak Ray.
Selama di dalam mobil mereka hanya diam dan supir Ray pun juga tak menanyakan apapun tentag Fina ataupun tentang majikannya sendiri. Suasana di mobil itu sangat dingin karena kediaman mereka dan mobil dikemudikan dengan cepat.